Trainer, Motivator dan Narasumber Wawasan Kebangsaan Indonesia

Jumlah Pengunjung

Web ini Dirancang Oleh :

Hubungi Kami

Jl. KH. Wahid Hasyim Jurang Mangu Timur Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. e-Mail : projasonline@gmail.com

Terjemahan

Kata Kata Mutiara Indah Penuh Renungan

Kata-Kata Mutiara dan Kata-Kata Bijak adalah rangkaian kata-kata yang penuh makna. Makna yang dalam dari untaian kata-kata ini membuatnya me...

"Selamat Datang di Website Heri Eriyadi"

Pengikut

CONTOH FORMAT SKENARIO FILM

CONTOH FORMAT SKENARIO FILM 

Format skenario film itu berbeda dengan tulisan lainnya karena berkaitan dengan fungsi dari skenario sendiri. Skenario sebagai mana diketahui merupakan sebuah karya tulis teknis yang digunakan sebagai acuan dalam produksi sebuah film. Artinya, dalam penulisan skenario ada aturan tersendiri yang tentu saja berkaitan dengan perfilman.

Untuk mempersingkat penjelasan, kita mulai saja mengetahui aturan dalam format skenario film itu, yaitu:

1. Margin
Kalau kita menggunakan software skenario, misalnya Final Draft, semua sudah diatur, kita tinggal menulis saja. Tetapi kalau kita menggunakan microsoft word, tentu saja kita harus mengatur margin yang sesuai. Aturan ini tidak baku, tapi banyak dipakai secara internasional, jadi tidak ada salahnya kita ikuti.
Margin dalam format skenario adalah:
  • Batas atas: 1 inci,
  • Batas bawah: 1 inci,
  • Batas kanan: 1 inci,
  • Batas kiri: 1,5 inci.
2. Huruf
Pada semua skenario film yang ada, biasanya menggunakan huruf atau font COURIER 12 pt. Bagaimana kalau mau pakai huruf lain? Silakan, kalau untuk membuat film sendiri, tapi kalau menulis skenario untuk PH (production house) atau TV, sebaiknya gunakan font yang yang sudah menjadi standar perfilman internasional, yaitu Courier 12 pt.

3. Halaman
Kalau menggunakan Final Draft, dikatakan bahwa satu lembar naskah sama dengan satu menit tayangan. Nah, kalau satu halaman Final Draft itu dipindahkan ke Ms. Word, sepengalaman saya, cuma beda dikit. Lebih kurang satu seperempat menit tayangan.

Dari perbandingan itu, sepengalaman saya, untuk naskah tayangan dengan durasi satu jam, naskah yang dibutuhkan antara 40-45 halaman.
  • Kalau untuk FTV yang 70 menit, bisa 60-65 halaman.
  • Untuk Film 90 Menit: 70-80 halaman.
  • Untuk 5 menit: 4-5 halaman.
  • Untuk 10 menit: 8-9 halaman.
4. Spasi
Spasi tiap elemen pada skenario, yaitu:
  • Antara elemen Scene Heading, Deskripsi, dan Nama Tokoh (2 spasi)
  • Uraian Deskripsi dan Dialog (1 spasi)
  • Margin Scene Heading dan Deskripsi rata dengan margin kertas.
  • Nah, empat poin itu merupakan format skenario film yang berkaitan dengan bentuk teknis lembar kerja.

Pada lembar kerja itulah, nantinya kita akan menulis skenario film dengan elemen-elemennya.

1. Judul
Salah satu elemen skenario adalah Judul. Judul ditulis pada lembar terpisah atau pada lembar pertama skenario. Judul ditulis di tengah halaman dan digarisbawahi.

2. Scene
Setelah judul, barulah ditulis scene-scene skenario. Scene adalah adegan, yaitu bagian terkecil dari cerita. Scene merupakan elemen terpenting dalam skenario karena scene-scene itulah yang membentuk cerita dalam skenario menjadi satu kesatuan yang utuh. Scene sendiri terdiri dari beberapa elemen yang membentuknya, yakni:

a. Scene Heading
Disebut juga sebagai kepala scene, merupakan keterangan di mana dan kapan adegan itu terjadi. Keterangan pada Scene Heading ditulis sebagai berikut:
1. INT. RUANG TAMU RUMAH ARMAN – MALAM
INT. atau Interior merupakan keterangan lokasi, di dalam ruangan.
EXT. atau Exterior kebalikan dari interior, yaitu lokasi adegan ada di luar ruang.
Batasan untuk dalam dan luar ruang adalah kalau ruang itu dibatasi oleh dinding di kiri, kanan, dan belakang, itu adalah Interior.

RUMAH merupakan keterangan SET.
Set adalah bidang atau tempat kejadian adegan yang terlihat di layar bioskop atau televisi.
Jadi, tidak keseluruhan lokasi, tapi hanya yang terlihat di layar saja.
SIANG/MALAM merupakan keterangan waktu kejadian adegan.

Batasan siang adalah dari pukul 6 pagi sampai pukul 6 sore dan batasan untuk malam dimulai dari pukul 6 sore sampai pukul 6 pagi. Kalau tidak ada adegan yang penting, tidak perlu ditulis pagi atau sore.

Dan tidak perlu bikin adegan eksterior menjelang Magrib kalau itu tidak penting karena langit di saat itu yang merupakan golden hour hanya sebentar saja terangnya. Kalau tidak bisa sekali jadi, adegan itu harus diulang esok harinya, dan itu hanya akan membuang waktu.

b. Deskripsi
Selain Scene Heading, ada keterangan lain, yaitu deskripsi. Deskripsi ini akan menjelaskan siapa tokoh yang ada pada scene itu dan peristiwa apa yang terjadi. Deskripsi ditulis detail, mulai sosok tokohnya dengan rupa, gaya, dan pakaiannya, sampai aksi apa yang dilakukan pada adegan tersebut.

c. Nama Tokoh
Nama tokoh yang tulis hanya yang ada dalam adegan pada scene itu. Kalau tokoh itu berdialog, nama tokoh ditulis di bawah deskripsi, di tengah halaman, lalu di bawahnya, ditulis dialog yang dilakukan.

d. Dialog
Dialog pada skenario dilakukan oleh tokoh yang ada pada scene yang bersangkutan saja. Dialog ditulis lugas dan isinya tidak bertele-tele karena fungsi dialog adalah memberi informasi ketika gambar tidak bisa melakukan itu dan sebagai penggerak cerita.

3. Transisi
Pada scene tersebut juga terlihat kalau sebelum scene heading ada keterangan FADE IN. FADE IN ini merupakan transisi yang ditulis sebelum menulis scene satu, fungsi FADE IN adalah sebagai transisi dari gambar gelap ke terang, yaitu masuk pada adegan atau scene pertama. FADE IN merupakan tanda awal dimulainya cerita, ditulis di halaman pertama, di sebelah kiri atas, sebelum scene satu.

Selain transisi FADE IN ada juga transisi lainnya, seperti: CUT TO, DISSOLVE TO, FADE OUT, dll.

Khusus FADE OUT, transisi ini akan ditulis di bawah kanan scene terakhir karena menandakan akhir dari cerita film, yang digambarkan dari gambar terang di akhir cerita ke gambar gelap.

Jadi, seperti itulah susunan format skenario film yang menjadi panduan untuk teman-teman yang ingin menulis skenario film dengan menggunakan Microsoft Word.